ku baca jejak kaki
dari setapak tanah merah hingga batu-batu bercadas
ngarai
yang kita susuri
dan gumpalan kabut yang kita daki
disitu aku
belajar
pada matahari, hawa dingin, dan awan yang berserakan
dan
kau selalu saja menang
mengartikan tanda-tanda alam sebagai peta
kehidupan
kini,
di fase sejarah yang kita pilih
kita
terpisahkan bentang hamparan kehidupan
kau ke utara mengejar angin
aku
ke barat menemukan laut
“mencoba menemukan jati diri” begitu
alasanmu
suatu senja nanti
ketika musim berganti
aku
berharap angin berhembus ke barat
dan ku tunggu kau di ujung dermaga
menceritakan
angin yang kau kejar
sambil meniknati secangkir teh dan panorama
senja
0 komentar:
Posting Komentar